Bengkel Sastra Menulis Cerpen bagi Siswa SLTA se-Kabupaten Kotabaru
KOTABARU – Balai Bahasa Kalimantan Selatan menyelenggarakan kegiatan Bengkel Sastra Menulis Cerpen bagi siswa SLTA se-Kabupaten Kotabaru. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 11 sampai dengan 14 Januari 2018 yang diadakan di SMKN 1 Kotabaru dan diikuti oleh empat puluh peserta. Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari sekolah-sekolah di Kabupaten Kotabaru seperti SMAN 1 Kotabaru, SMAS Garuda Kotabaru, SMKN 2 Kotabaru, SMA Plus AL-Bashariah, SMKN 1 Kotabaru, SMAN 2 Kotabaru, MA Darul Ulum.
Kegiatan ini bertujuan sebagai Pendidikan Penguatan Karakter terkait dengan literasi siswa. Melalui menulis cerita pendek siswa diajak menuangkan ide, pikiran, gagasan dan pengalamannya. Selain itu, siswa dapat menghayati nilai-nilai yang luhur melalui cerita yang mereka tulis. Hasil dari kegiatan ini adalah tulisan cerpen siswa yang akan diantologikan menjadi sebuah buku, yaitu buku Antologi Cerpen Siswa peserta Bengkel Sastra 2018.
Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum., dihadiri oleh panitia dari Balai Bahasa Kalimantan Selatan, narasumber Agus Yulianto, S.S., M.Pd., H. Dede Hidayatullah, S.Ag., M.Pd., dan Sastrawan Kotabaru Helwatin Najwa, serta sekolah-sekolah yang diundang sebagai peserta tingkat SLTA se-Kabupaten Kotabaru.
Materi yang disajikan pada kegiatan ini meliputi pengantar prosa yang disampaikan langsung oleh Drs. Imam Budi Utomo, M.Hum. Materi ini berisi tentang tujuan menulis, ragam karangan, manfaat cerpen, struktur cerpen, tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, sudut pandang, gaya, ciri-ciri cerpen yang baik, nilai profesional, nilai pendidikan dan bahan cerita pendek. Sesi berikutnya disampaikan oleh Helwatin Najwa, beliau mengisi materi Proses Kreatif Menulis Cerpen, sedangkan Agus Yulianto menyampaikan materi Menulis Cerpen dan H. Dede Hidayatullah mengisi materi Praktik Menulis Cerpen. Materi praktik diisi dengan praktik penulisan cerpen yang dilaksanakan oleh siswa peserta Bengkel Sastra. Selama praktik penulisan, siswa dibentuk dalam beberapa forum diskusi kelompok. Pada forum diskusi, kelompok siswa diajak untuk berdiskusi kelebihan dan kekurangan dari karya tulis masing-masing siswa. Diskusi ini berlangsung interaktif. Para siswa diberikan kesempatan untuk memberikan masukan terhadap tulisan kawan-kawannya melalui komentar yang mereka berikan. Setiap siswa juga diberikan kesempatan untuk membacakan hasil tulisan masing-masing.
Hasil dari kegiatan Bengkel Sastra menulis cerpen ini adalah tulisan karya peserta. Salah satu contohnya adalah Cerita Hidupku. Tulisan ini bercerita tentang kemandirian seorang anak, persahabatan, solidaritas dan cinta terhadap sesama. Tulisan lainnya berjudul Cokelat Inggris yang ditulis Anita Rahmawati. Tulisan ini bercerita tentang kecurangan, ketidakjujuran, kecerdikan, kemurahan hati dan persahabatan. Tulisan lainnya berjudul Kartini Berdarah. Tulisan ini bercerita tentang perundungan oleh beberapa orang anak di sekolah terhadap anak yang lainnya. Tulisan lainnya berjudul Rintihan Seorang Anak. Tulisan ini bercerita tentang tekanan yang dihadapi oleh seorang anak terhadap keinginan orang tuanya yang beraharap anaknya selalu mendapatkan prestasi di sekolah. Selain itu, ada lagi tulisan yang berjudul True Love karya Maiselawati dari SMA Plus Al-Bashariah. Tulisan ini bercerita tentang cinta terhadap sesama. Menurut pernyataan Pak Imam selaku Kepala Balai Bahasa Kalimantan Selatan, karya siswa peserta Bengkel Sastra menulis cerpen akan dimuat dalam antologi cerpen yang diterbitkan oleh Balai Bahasa Kalimantan Selatan. Tentu karya mereka harus melalui proses penyuntingan karena hasil tulisan yang akan dimuat dalam Antologi Cerpen tidak boleh mengandung unsur kekerasan, pornografi, suku, ras, agama, serta karya-karya tersebut harus sesuai ejaan bahasa Indonesia. Harapannya hasil dari kegiatan ini bisa membuat rasa bangga bagi siswa.
Kegiatan ini ditutup pada hari Minggu pada tanggal 14 Januari 2018 di Pantai Gedambaan Kotabaru. Pada acara penutupan dua orang siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil tulisannya di depan kawan-kawannya. Acara penutupan berlangsung meriah karena siswa berada dalam kondisi santai dengan kondisi pantai yang sangat asri serta ditemani oleh debur ombak dan hembusan angin.
(wahdanie rakhman)