Bedak Dingin Bu Ipah
Bedak Dingin Bu Ipah karya Nurul Makiah ini adalah satu dari sejumlah buku cerita anak dwibahasa yang disiapkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan untuk menunjang pemenuhan buku bacaan bahasa daerah dan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.
Buku cerita ini berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika serta kearifan lokal. Buku cerita dwibahasa ini diterjemahkan dan ditelaah oleh berbagai pihak.
Buku ini hadir untuk menambah ilmu dan memperluas wawasan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.
SINOPSIS
Siang hari Mila pergi bersepeda. Wajahnya memerah karena kepanasan. Dengan cepat dia mengayuh sepeda agar cepat sampai. Melihat Mila datang, Ipah mengajak masuk ke rumah. Dia mengambilkan bedak dingin buatan ibunya. Namun, Mila bingung bagaimana cara memakainya. Bedak itu berbentuk bulat dan keras. Ipah mengajak Mila mengambil piring kecil. Bedak dingin diletakkan di atasnya lalu dituangi air bersih. Bedak dingin yang keras berubah menjadi lembek. Bedak itu sudah siap dioleskan ke wajah. Mila memasukkan tangannya ke dalam piring kecil. Lalu mengoleskan bedak dingin ke wajahnya. Bedak dingin itu terbuat dari beras. Gunanya untuk mempercantik dan mendinginkn kulit. Berasnya direndam beberapa hari. Setelah lunak baru ditiriskan dengan kain hingga kering. Kemudian dibuat adonan yang dapat digiling. Supaya harum, adonan itu dicampur daun pandan. Adonan yang sudah harum dibentuk bulat-bulat. Bulatannya kecil saja. Mila dan Ipah ke teras. Ibunya sedang membentuk bulatan bedak dingin. Mereka membantu menyusun. Menyusunnya di dalam nyiru. Setelah selesai bulatan bedak dingin akan dijemur.
Buku cerita berjudul Bedak Dingin Bu Ipah ini dapat dibaca diĀ sini.