Tanak Acan
Tanak Acan karya Hadani ini adalah satu dari sejumlah buku cerita anak dwibahasa yang disiapkan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan untuk menunjang pemenuhan buku bacaan bahasa daerah dan Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.
Buku cerita ini berbasis sains, teknologi, teknik, dan matematika serta kearifan lokal. Buku cerita dwibahasa ini diterjemahkan dan ditelaah oleh berbagai pihak.
Buku ini hadir untuk menambah ilmu dan memperluas wawasan anak-anak Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan Selatan.
SINOPSIS
Awalnya Dani mencicipi sedikit saja. Ternyata, dia suka. Dani makan dengan lahap sekali. Seekor ikan gabus ludes. Nenek tersenyum melihat Dani. Lahap sekali dia makan tanak acan. Hati nenek gembira. Dani bertanya kepada neneknya rasa tanak acan yang sangat enak. Nenek menjelaskan tanak acan yang menggunakan terasi Takisung. Nenek Ihah memberi tahu cara membuatnya. Terasi itu terbuat dari udang pipih. Udang pipih dibersihkan kepala dan ekornya. Jika sudah bersih diletakkan di atas nyiru. Udang di atas nyiru dijemur sekitar lima jam. Setelah diangkat, taburi garam sebagai bahan pengawet terasi. Udang bertabur garam digiling hingga tercampur rata. Lalu, udang giling tersebut diletakkan ke dalam wadah. Agar awet, udang giling harus ditutup selama 18 jam. Kemudian, udang giling dijemur lagi. Jika sudah kering, diangkat, lalu dipadatkan. Padatan itu bisa dibentuk segi empat atau bulat. Setelah itu, dimasukkan ke dalam wadah anyaman purun.
Buku cerita berjudul Tanak Acan ini dapat dibaca diĀ sini.
Cerita yang menarik, tentang ke arifan lokal. Serasa masuk di dalam cerita. Terus berkarya dengan cerita lainnya.