Peluang dan Tantangan Generasi Muda sebagai Agen Penginternasionalan Bahasa Indonesia
Moh Rudi Febrissa dan Novela Deva Puasa Sucifa Fitriansyah
(Duta Bahasa Kalimantan Selatan 2024)
I. Pendahuluan
Bahasa Indonesia terus berkembang pesat di seluruh dunia karena hubungan kerjasama Indonesia dengan negara lain dalam berbagai bidang seperti sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Peran vital dari bahasa Indonesia diyakini memiliki potensi yang besar terhadap kedudukannya di tingkat internasional (Dahlena dan Asnawi, 2024). Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan beberapa pendekatan dan kebijakan untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, pada pasal 44 ayat 1 dengan jelas menekankan pentingnya pemerintah untuk secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan meningkatkan peran bahasa Indonesia (Tiawati dkk., 2022).
Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) adalah salah satu langkah sistematis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) untuk mengintegrasikan bahasa Indonesia dengan bahasa asing di berbagai lembaga pendidikan, termasuk sekolah, universitas, dan lembaga bahasa asing (Amandangi dkk., 2020). Menurut Kementerian Luar Negeri RI dalam Diplomasi Nomor 106 tahun X, sebanyak 54 negara telah mengajarkan BIPA dengan lebih dari 523 lembaga dan 172 ribu peserta aktif. Selain itu, dalam bidang penerjemahan bahasa dan sastra Indonesia, Badan Bahasa telah menerjemahkan sebanyak 2.473 buku cerita anak, di antaranya 1.250 dari bahasa asing dan 1.223 dari bahasa daerah, dan meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia melalui pendekatan lingua serta penguatan diplomasi kebahasaan.
Namun, menurut Tiawati dkk., (2024) program BIPA masih kurang menekankan pada komponen bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pemahaman lintas budaya, seperti modul dan bahan ajar. Instruktur menghadapi keterbatasan dalam mengajar menggunakan bahasa target, terutama dalam mata pelajaran sains, matematika, dan seni karena fokus pembelajaran bahasa Indonesia yang kaku. Hal ini menjadi tantangan bagi generasi muda yang berperan sebagai pengajar BIPA untuk mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif dan kontekstual. Selain itu, rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik menjadi tantangan dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia secara global.
Sekaitan dengan itu, Puspitasari dan Walujo (2020) menjelaskan hambatan dalam penginternasionalan bahasa Indonesia, antara lain penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan bahasa baku, kedwibahasaan dan multibahasa, dominasi bahasa asing, kurangnya pemahaman tata bahasa serta faktor sosial budaya yang kompleks. Hal ini menyebabkan kurangnya konsistensi dan kepercayaan diri masyarakat, khususnya generasi muda dalam menggunakan bahasa Indonesia sehingga menghambat upaya untuk meningkatkan posisi bahasa Indonesia di tingkat internasional.
II. Pembahasan
Generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan dalam penginternasionalan bahasa Indonesia. Minat mereka untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar masih rendah, terutama karena program pendidikan yang masih menggunakan pengajaran konvensional sering kali menjadikan bahasa Indonesia kurang diutamakan dibandingkan bahasa daerah. Selain itu, menurut Umam dkk. (2024) teknologi memengaruhi cara berkomunikasi seseorang secara interpersonal, terutama melalui media sosial dan pesan instan sebesar 91,8% dari rata-rata. Pasaribu dkk. (2024) juga menyatakan berdasarkan penelitiannya, terlalu banyak terpapar dengan bahasa informal dalam media daring dapat menurunkan kualitas penulisan dan komunikasi lisan generasi muda. Penggunaan singkatan dan slang dalam percakapan sehari-hari mereka juga merupakan tantangan karena berlebihan dapat merusak kemampuan mereka dalam menulis dengan bahasa formal.
Di balik tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam penginternasionalan bahasa Indonesia, terdapat beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh generasi muda, yaitu pemanfaatan teknologi dan media sosial untuk mempromosikan bahasa Indonesia secara global dan meningkatkan eksistensi bahasa Indonesia di panggung internasional (Ramadloni dkk., 2022). Duta Bahasa Kalimantan Selatan sebagai agen penggerak generasi muda telah menciptakan berbagai konten kreatif berbahasa Indonesia di media sosial dan media digital sehingga dapat menumbuhkan kebanggaan terhadap identitas linguistik masyarakat Indonesia dan memperkenalkan bahasa Indonesia kepada masyarakat internasional.
Pelibatan generasi muda dalam penginternasionalan bahasa Indonesia telah dilakukan oleh Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan. Lembaga ini giat berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk memberdayakan duta bahasa sebagai generasi muda dalam berbagai kegiatan ke-BIPA-an, seperti pelatihan untuk para pengelola pembelajaran BIPA dan penyediaan materi bahan ajar BIPA yang sarat dengan konten budaya lokal untuk pembelajaran bahasa Indonesia dan promosi budaya lokal, termasuk bahasa daerah dan folklor. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hidayati & Hariyadi (2020) yang mengungkapkan bahwa pengajaran yang mengintegrasikan elemen budaya lokal dapat meningkatkan sebesar 78% pemahaman dan penghayatan bahasa dan budaya Indonesia bagi pemelajar BIPA.
Kemudian, Afiliasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) cabang Kalimantan Selatan juga giat berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya penginternasionalan bahasa Indonesia. Sinergi erat juga dijalin dengan pengajar BIPA muda dalam memberikan edukasi dan promosi, serta melibatkan berbagai dinas terkait seperti Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Sosial, hingga Kantor Imigrasi untuk mendorong partisipasi warga negara asing (WNA) dalam Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Untuk menjangkau generasi muda, APPBIPA Cabang Kalsel memanfaatkan media sosial, elektronik, cetak, maupun penyiaran, serta gencar mempromosikan penerapan Trigatra Bangun Bahasa. Strategi ini ditujukan kepada generasi muda WNI dan WNA, agar mendukung upaya penginternasionalan bahasa Indonesia di Kalimantan Selatan.
Adapun peran duta bahasa sebagai perwakilan generasi muda di Kalimantan Selatan sangat penting dalam mendukung dan mempromosikan program Badan Bahasa dalam penginternasionalan bahasa melalui BIPA dan penerjemahan. Keterlibatan Duta Bahasa dalam berbagai kegiatan, seperti pembuatan video ajar BIPA, penyelenggaraan kegiatan pelatihan BIPA, serta kegiatan pegiat BIPA untuk mahasiswa pertukaran dan penerjemahan sastra daerah Kalimantan Selatan ke dalam bahasa asing, membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa Indonesia di tingkat internasional dan mendorong lebih banyak orang untuk belajar bahasa Indonesia.
Simpulannya, generasi muda memiliki peran penting dalam penginternasionalan bahasa Indonesia dalam era globalisasi yang makin kompleks saat ini. Generasi muda dapat menjadi agen utama dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia di ruang publik. Aktualisasi peran mereka melalui program-program BIPA dan penerjemahan sastra dalam berbagai bahasa asing dapat membantu meningkatkan kualitas dan eksistensi bahasa Indonesia di kancah global. Dengan pendekatan ini, posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang dinamis dan relevan secara internasional dapat semakin diperkuat.
III. Penutup
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa generasi muda, khususnya Duta Bahasa di Kalimantan Selatan, memiliki peran krusial dalam mempromosikan bahasa Indonesia ke tingkat internasional. Dengan pemanfaatan teknologi dan media sosial, tantangan penginternasionalan yang dihadapi, seperti rendahnya minat generasi muda terhadap bahasa Indonesia dan pengaruh bahasa asing, dapat diatasi. Kolaborasi dengan berbagai lembaga dan pemanfaatan program BIPA serta penerjemahan telah menjadi strategi efektif untuk meningkatkan penggunaan dan pemahaman bahasa Indonesia di kalangan masyarakat global. Hal ini membuktikan generasi muda tidak hanya menjadi pengguna bahasa, tetapi juga menjadi agen perubahan yang aktif dalam memperkuat identitas dan martabat bahasa Indonesia di dunia.
Daftar Pustaka
Amandangi, D. P., dkk. 2020. Cerita Rakyat sebagai Bahan Pengayaan Literasi Budaya bagi Pemelajar BIPA Tingkat Menengah. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 20 (2), 157–166.
Andriyanto, O. D., Hardika, M., Yulianto, B., Subandiyah, H. dan Tjahjono, T. 2021. “Tantangan dan Strategi Pembelajaran BIPA bagi Pemelajar Anak-anak di Sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua, 6 (2), 59–66.
Dahlena, S. dan Asnawi, A. 2024. “Media Pembelajaran dalam Pengajaran BIPA”. SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 12 (1), 74–86.
Hidayati, N. A., & Hariyadi, A. 2020. “Strategi Pembelajaran BIPA Dengan Pendekatan Saintifik Berbasis Budaya Kearifan Lokal Sebagai Bentuk Pengenalan Keragaman Budaya Indonesia”. Jurnal Kepakaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) (Vol. 3, No. 1, pp. 73–80).
Pasaribu, N. S., Annisa, N., & Harahap, 2024. “Pengaruh Teknologi Terhadap Gaya Menulis dan Komunikasi”. IJEDR: Indonesian Journal of Education and Development Research, 2 (1), 315–319.
Purbarani, E. dan Muliastuti, L. 2023. “Development of Bahasa Indonesia for Foreign Speaker’s Learning Material Based on Indonesian Cultures Literatures and 5C Integrated”. Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7 (2), 128–146.
Puspitasari, V. dan Walujo, D. A. 2020. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Diferensiasi Menggunakan Book Creator untuk Pembelajaran BIPA di Kelas yang Memiliki Kemampuan Beragam”. Jurnal Education and Development, 8(4), 310–310.
Ramadloni, S., Muliastuti, L. dan Anwar, M. 2022. “Pemanfaatan Laman BIPA Daring sebagai Media Pembelajaran BIPA Berkonteks Kearifan Lokal di ASEAN”. Jurnal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (JBIPA), 4 (1), 62–71.
Tiawati, R. L., Rahmat, W., Kemal, E. dan Chen, W. 2022. “The Importance of Guidance in Understanding Cultural Discourse in Thinking and Speaking for Foreign Students in BIPA Program”. Journal of Pragmatics and Discourse Research, 2 (1), 39–47.
Umam, C. L., Al Harits, A., dkk. 2024. “Evolusi Pengunaan Bahasa Indonesia Pada Media Sosial Instagram”. Jurnal Multidisiplin West Science, 3 (06), 714–719.